Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

20 Cara Membentuk Kebiasaan Bahagia (Part-2)


WuanjrotBray,-
Bagian ini adalah kelanjutan pembahasan dari part sebelumnya. Masih tentang 20 cara membentuk kebiasaan bahagia. Kali ini akan kita mulai dari poin ke-6.
6. Ubah Kebiasaan Buruk

Identifikasi kapan kita biasanya melakukan perilaku negatif dan buatlah rencana untuk mengubah perilaku tersebut. Jangan berusaha keras untuk mengusir kebiasaan buruk, tapi buatlah sistem yang pada saay yang sama bisa menggantikan hal-hal buruk tersebut dengan kebiasaan-kebiasaa baru yang lebih berguna. Kita lebih cenderung mengurangi kebiasaan-kebiasaan buruk yang sudah ada jika sudah menggantinya dengan kebiasaan lain yang lebih positif.
Contohnya, orang yang kelebihan berat badan seringkali berhasil menurunkan berat badan jika mereka megganti makanan yang tidak diinginkan dengan makanan yang lebih menyehatkan, dibandingkan dengan tidak makan sama sekali.
Beri imbalan pada diri sendiri apabila kita telah melakuka perubahan yang positif dan karena sudah mencoba kegiatan-kegiatan yang sehat dan produktif.

7. Rapikan Hidup

Merapikan sesuatu yag berantakan dan membersihkannya adalah kebiasaan yang sehat dalam pengertian harafiah maupun metaforis.
Mulailah dengan menyingkirkan benda-benda yang tidak lagi diperlukan. Hindari keinginan untuk menyimpan benda-benda yang bersifat sentimentil.
Meskipun kenangan-kenangan bisa menjadi pemantik yang bagus untuk membangkitkan pikiran-pikiran kebahagiaan, tetapi menyimpan benda-benda dari masa lalu bisa menghalangi untuk bisa melihat ke arah masa depan. 
Hal ini berlaku juga pada pikiran dan hati, dendam, penyesalan. Buatlah pijakan untuk melepaskan hal-hal tersebut dari waktu ke waktu.

8. Selesaikan Sekarang Juga

Menghindar adalah cara yang umum dilakukan untuk mengatasi masalah. Menghindar artinya tidak menghadapi masalah yang mengganggu kita atau menyangkal adanya fakta tentang sesuatu. Ketika kita memiliki masalah yang tak terselesaikan, kita didera kecemasan emosional yag bisa membuat kita sangat tertekan.



Identifikasilah tugas-tugas yanng tertunda dan cari tahu kenapa kita menunda pekerjaan yang penting. Tindakan nyata mungkin tidak selalu bisa mengubah keadaan, tetapi penyangkalan adalah sebuah mekanisme penyelesaian yang sia-sia dan tidak efektif. Menyortir masalah sangat bermanfaat dan bisa memicu perasaan puas, lega, dan bahagia. 
Jadi jangan ditangguhkan lagi. Jika sesuatu perlu dilakukan, kerjakan saja. Semakin lama kita menundanya, semakin lama pula kita akan frustasi dan tidak nyaman.

9. Lihat Kembali Bagaiman Kita Dididik

Keyakinan inti yang kita rasakan biasanya tumbuh dari masa kecil. Artinya bahwa pembentuk yang paling berpengaruh dari keyakinan ini adalah orang tua kita.
Jadi tanyalah pada diri sendiri :
  • Bagaimana orang tua mengajarku tentang dunia?
  • Bagaimana orang tua ku memandang orang lain?
  • Bagaimana orang tuaku menggambarkan dan memandang diriku?
  • Apakah pandangan orang tuaku dalam banyak hal diwarnai oleh keyakinan agama, budaya, atau bahkan keyakinan turun-temurun?
  • Hanya karena orang tuaku meyakini hal itu, apakah aku juga harus demikian?
Pertanyaan tersebut di atas merunut pada adanya kenyataan bahwa banyak dari kita yang berpegang pada keyakinan dan berkutat pada perilaku yang telah menjadi kebiasaan hanya karena demikianlah yang telah dilakukan atau diperintahkan oleh orang tua, sanak, atau guru kita. Memang tidak salah. Namun, pertimbangkan apakah semua yang mereka lakukan atau katakan adalah benar? Bahkan jika memang tepat untuk mereka pada saat itu, apakah masih bermanfaat untuk kita saat ini?
Berikan kebebasan pada kita untuk menentukan kerangka etis kita sendiri : membuka pikiran adalah cara jitu untuk mengurangi konflik dengan dunia di sekitar kita.

10. Maafkanlah

Kesanggupan untuk memaafkan orang lain merupakan suatu bagian penting dari kebahagiaan. Setiap menit yag kita habiskan demi memelihata sifat sengit atau kemarahan, kita kehilagan satu menit peluang untuk menjadi bahagia. 
Kabar baiknya adalah bahwa kita bisa memaafkan jika kita sudah mengerti makna dari kata ini. Memaafkan bukanlah semata-mata melupakan hal yang telah dilakukan orang kepada kita. 



11. Jadilah Guru Bagi Diri Sendiri

Simpanlah semua nasehat yang pernah kita berikan kepada orang lain, seringkali kita merasa nyaman mengarahkan orang lain, tetapi kewalahan jika menerapkan pada diri sendiri. Ambil langkah mundur sejenak dan lihatlah situasinya secara objektif, mungkin kitalah orang yang paling tepat untuk menasehati diri kita sendiri.
Belajar untuk mencukupi diri sendiri akan membangun kepercayaan diri dan bertanggung jawab terhadap hidup kita sendiri. Berarti bahwa semua kesuksesan hanya ditentukan oleh kita.

12. Kenali Kelebihan Kita

Untuk menemukan kelebihan kita, ajukan petanyaan berikut ini :
  • Apa yang bisa menyalakan semangat hidup?
  • Kapan kita merasa paling 'hidup'?
  • Kapan kita merasa menjadi diri kita sendiri?
  • Keterampilan baru apa yang cepat kita pelajari?
  • Apa yang kita impikan?
  • Apa yang bisa kita ingat kembali tentang kegemaran kita?
Tuliskan semua hal yag dinilai paling bagus mengenai diri kita, hubungan kita, dan pekerjaan kita. Setelah itu, libatkan diri dalam kegiatan yag menonjolkan kekuatan yang kita miliki dan hindari mencaci diri sendiri atas kekurangan kita.

13. Menyatu dengan Irama

'Menenggelamkan diri' atau dalam istilah olah raga disebut degan 'menyatu dengan irama permainan' adalah suatu perasaan yang dialami ketika kita terlibat dalam sesuatu begitu dalam sehingga tak ada hal lain yang lebih penting dan sampai kita lupa waktu.
Pikirkan tentang terkahir kali kita 'tenggelam'. Kapankah waktu terakhir kita benar-benar 'tersedot asyik' dalam melakukan sesuatu hingga lupa waktu?


14. Pindahkan Keterampilan Kita

Dalam hal apa kita menonjol di tempat kerja dan bagaimana cara kita membawa hal ini ke rumah? Begitupun sebaliknya, dalam hal apa kita menonjol di rumah dan bagaiman kita bisa memanfaatkan di tempat kerja?
Keterampilan yang menuntun ke arah kesuksesa dalam satu bidang kehidupan kita sebenarnya bisa juga dengan mudah mengarahkan kita menuju kesuksesan dalam bidang-bidang lain.

15. Tetap Fokus

Saat kita cemas, kita dihantui masa depan dan saat kita menyesal, kita lebih banyak terpaku mengenai masa lalu. Ke mana pun pikiran kita arahkan, keduanya sama-sama merugikan.Saat kita tercerabut dari masa kini. Pada titik ini kita tidak bisa menikmati apa yang kita miliki sekarang dan mempersulit kita menemukan pemecahan masalah atau sekedar mencari cara demi memperkuat hubugan dengna orang-orang yang kita sayangi.
Temukan ungkapan pendek yang bisa kita gunakan untuk mengembalikan diri kita ke masa kini.

Dari pembahasan di atas, masih ada 5 poin tersisa. Kita akan bahas di part selanjutnya atau juga merupakan bagian terakhir. 

Post a Comment for "20 Cara Membentuk Kebiasaan Bahagia (Part-2)"