Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perbedaan Mudik dan Pulang Kampung Menurut Presiden Jokowi



WuanjrotBray,-

Menurut data Kementerian Perhubungan selama masa pandemi, sudah hampir satu juta orang yang memutuskan kembali ke kampung halamannya, disebabkan karena kehilangan pekerjaan. Hal ini terjadi sebelum pemerintah memberlakukan larangan mudik.

Presiden Jokowi menyampaikan dalam rapat bahwa larangan mudik yang sebelumnya hanya ditujukan untuk ASN, TNI, dan Polri, kini berlaku untuk semua kalangan masyarakat. Meskipun pada kenyataannya masih ada sekitar 24 persen masyarakat yang berikeras untuk melakukan mudik. Angka tersebut dinilai masih merupakan angka yang cukup besar.

Terlepas dari hal tersebut di atas, yang kini ramai menjadi perbincangan ternyata bukan hanya mengenai larangan mudik dari pemerintah melainkan mengenai ucapan Presiden Jokowi yang menyatakan bahwa mudik dan pulang kampung adalah dua hal yang berbeda.
Hal itu disampaikan ketika menjawab pertanyaan Najwa Shihab dalam acara Mata Najwa yang tayang Rabu (22/4). Menurut Jokowi, mudik itu dilakukan di hari lebaran, untuk merayakan Idul Fitri. Sementara pulang kampung adalah orang yang memang bekerja di Jakarta, dan pulang ke kampung bukan pada saat lebaran, tetapi karena sudah tidak punya pekerjaan, atau karena anak dan istrinya memang tinggal di kampung.

Presiden Jokowi merasa wajar jika ada sebagian masyarakat yang pulang ke kampungnya kehilangan pekerjaan di tanah rantau, sehingga tidak sanggup lagi memenuhi gizi sehari-hari yang mencukupi untuk menangkal virus corona. 

Jadi, mudik dan pulang kampung memiliki definisi yang berbeda menurut versi Presiden Joko Widodo.
Bagaimana menurut anda? 


Post a Comment for "Perbedaan Mudik dan Pulang Kampung Menurut Presiden Jokowi"